Minggu, 24 November 2019

Makalah PDRB Cimahi


I.     Pendahuluan


1.1         Latar Belakang.

Pembangunan ekonomi merupakan suatu usaha peningkatan produktifitas melaui proses produksi dengan cara pemanfaatan sumberdaya potensial yang dimiliki oleh daerah baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya ekonominya secara optimal guna meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Dengan demikian pembangunan ekonomi daerah adalah proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Lincolin Arsyad,1999).
Tingkat pertumbuhan ekonomi atau kenaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator makro yang sering digunakan disamping indikator makro lainnya seperti tingkat penciptaan kesempatan kerja (employment) dan kestabilan harga (price stability). Dengan demikian pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik, disertai dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin. Oleh sebab itu, perlu disajikan statistik PDRB secara berkala, untuk digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan regional khususnya di bidang ekonomi. Rumusan Masalah
Sektor-sektor ekonomi apakah yang paling strategis dan potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang perubahan ekonomi Kota Cimahi.
1.2         Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui sektor manakan yang memberikan kontribusi paling besar dan untuk mengetahui bagaimana sektor-sektor tersebut dapat memberikan kontribusi.

II.     Tinjauan Pustaka


2.1    Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu wilayah yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disa`jikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.
PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.
2.2    Kegunaan Produk Domestik Regional Bruto.

Data PDRB adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian daerah dalam periode waktu tertentu yaitu biasanya setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data  ini antara lain adalah:
     1.       PDRB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya.
       2.       PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun.
       3.       Distribusi PDRB harga berlaku menurut kategori menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap kategori ekonomi dalam suatu wilayah. Kategori-kategori ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah.
          4.       PDRB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu orang penduduk.
      5.       PDRB perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah.


III.          Pembahasan


3.1         Pertumbuhan Ekonomi.


Perekonomian Kota Cimahi pada tahun 2015 mengalami percepatan dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Kota Cimahi tahun 2015 mencapai 5,78 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 5,35 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh kategori Jasa Pendidikan sebesar 20,53 persen. Sedangkan seluruh kategori ekonomi PDRB yang lain pada tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang positif.

Tujuh belas kategori kategori ekonomi di Kota Cimahi pada tahun ini tumbuh positif, pertumbuhan terbesar terjadi pada kategori Jasa Pendidikan yang tumbuh sebesar 20,53 persen, sedangkan kategori yang mengalami pertumbuhan melambat adalah kategori Pemerintahan, Pertahanan dan Sosial Wajib yang mengalami penurunan hingga 0,44 persen.
Adapun kategori lainnya berturut-turut mencatat pertumbuhan yang positif, di antaranya kategori Jasa Pendidikan sebesar 20,53 persen, Jasa Informasi dan komunikasi 18,49 persen. kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 12,60 persen, kategori Jasa Perusahaan sebesar 6,51 persen kategori Jasa Lainnya sebesar 5,85 persen, kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 5,83 persen kategori Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 5,66 persen kategori Transportasi dan Pergudangan sebesar 5,56 persen, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 5,40 persen, kategori Pengadaan Listrik, Gas sebesar 5,54 persen kategori Konstruksi sebesar 5,19 persen, kategori Real Estat sebesar 4,70 persen, kategori Industri Pengolahan sebesar 4,28 persen. persen, kategori Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 2,51 persen, kategori kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 1,97 persen, dan kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib mencatat sebesar (0,44) persen.
Tabel 1. Pertumbuhan Riil PDRB Kota Cimahi Menurut Kategori (%),
              2013-2017

No
Kategori
2013
2014
2015
2016*
2017**
1
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
4,87
(0.10)
2.12
2.94
1.97
2
Pertambangan dan Penggalian
-
-
-
-
-
3
Industri Pengolahan
3.00
4.23
3.94
4.56
4.28
4
Pengadaan Listrik dan Gas
6.40
4.87
5.30
6.24
5.54
5
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah
9.51
3.99
3.97
5.41
5.83
6
Konstruksi
5.29
4.27
10.21
3.92
5.19
7
Perdagangan Besar dan Eceran
7.76
7.35
5.73
5.17
5.66
8
Transportasi dan Pergudangan
1.82
1.38
4.72
4.72
4.72
9
Informasi dan Komunikasi
20.80
20.82
16.57
13.19
18.49
10
Jasa Keuangan dan Asuransi
15.57
13.14
13.53
15.60
2.51
11
Real Estate
3.25
6.54
6.93
5.62
4.70
12
Jasa Perusahaan
11.96
13.98
11.44
3.41
6.51
13
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
(0.09)
5.94
(0.01)
(0.44)
10.18
14
Jasa Pendidikan
4.32
4.96
13.74
10.12
20.53
15
Jasa Kesehatan
5.33
6.24
8.11
12.60
5.47
16
Jasa lainnya
5.11
7.67
4.01
4.02
5.85
Produk Domestik Regional Bruto
5.30
5.50
6.24
5.35
5.78
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kota Cimahi 2013-2017
Catatan : *   Angka sementara
               ** Angka sangat sementara

Total nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kelompok primer pada tahun 2017 mencapai Rp 53,80 milyar atau meningkat sebesar 15,92 persen dibanding tahun sebelumnya, hal ini mengalami peningkatan dibanding kenaikan pada tahun 2016 yang mencapai hingga 14,81 persen.

Adapun kelompok sektor sekunder dan kelompok tertier masing- masing menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 12,43 triliun  dan Rp 8,08 triliun, atau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 11,99 persen dan 11,68 persen dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 2. PDRB Kota Cimahi Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun
  2013-2017 (Juta Rupiah)


KATEGORI
Harga Berlaku
Harga Konstan
2013
2017***
2013
2017***
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
I. Primer
32,469
53,802
32,469
34,773
  1.      Pertanian, Kehutanan & Perikanan
32,469
53,802
32,469
34,773
  2.      Pertambangan dan Penggalian
0
0
0
0
II. Sekunder
8,544,943
12,432,169
8,544,943
10,228,562
  1.  Industri Pengolahan
6,732,833
9,752,252
6,732,833
7,953,367
  2.  Pengadaan Listrik & Gas
36,631
49,360
36,631
45,353
  3.   Pengadaan Air, Pengelolaan
 Sampah, Limbah
8,186
11,063
8,186
9,874
  4.   Bangunan
1,767,293
2,619,495
1,767,293
2,219,968
III. Tersier
4,994,198
8,082,749
4,994,198
6,689,892
1.   Perdagangan Besar dan Eceran
2,384,500
3,600,479
2,384,500
3,007,407
2.   Transportasi dan Pergudangan
494,434
754,947
494,434
578,832
3.    Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
163,098
285,428
163,098
210,562
4.     Informasi dan Komunikasi
479,011
859,816
479,011
904,780
5.     Jasa Keuangan dan Asuransi
318,927
590,403
318,927
485,450
6.     Real Estate
119,659
187,616
119,659
150,751
7.     Jasa Perusahaan
19,782
34,738
19,782
27,674
8.     Administrasi Pemerintahan
362,877
549,543
362,877
382,337
9.  Jasa Pendidikan
359,328
723,139
359,328
569,381
10.Jasa Kesehatan & Kegiatan
Sosial
92,417
175,447
92,417
125,889
11. Jasa Lainnya
200,165
321,191
200,165
246,830
KOTA CIMAHI
13,571,609.94
20568719.92
13571609.94
16953226.64
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kota Cimahi 2013-2017
Catatan : ***) Angka Sangat Sementara
Untuk nilai tambah bruto atas dasar harga konstan, dimana faktor inflasi harga sudah ditiadakan, nilai tambah bruto kelompok primer mencapai Rp 34,77 milyar atau meningkat 1,97 persen dari tahun 2013, sedangkan kelompok sekunder dan tertier masing-masing menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 10,22 triliun dan Rp 6,69 trilliun atau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 4,49 persen dan 7,85 persen dibanding tahun sebelumnya.
Penurunan kontribusi kelompok sektor sekunder utamanya terjadi pada peranan sektor industri pengolahan yang kembali mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, sehingga meskipun terjadi peningkatan peranan pada sektor listrik, gas dan air namun belum mampu memberikan andil pada peningatan kontribusi kelompok sektor sekunder.
Menilik lebih dalam, penurunan kontribusi pada sektor industri pengolahan terutama terjadi pada sub sektor industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki yang kembali mengalami penurunan kontribusi, sebaliknya sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau dan sub sektor pupuk, kimia dan barang dari karet justru mengalami peningkatan kontribusi di tahun ini.
Sementara itu peranan kelompok sektor tertier terhadap pembentukan PDRB tercatat terus mengalami peningkatan, kontribusi sektor tertier pada tahun 2010 sebesar 36,90 persen dan terus meningkat menjadi 39,30 persen di tahun 2017. Hal ini sejalan dengan terus meningkatnya semua kontribusi sektor pada kelompok sektor ini.


3.2  Nilai Produk Domestik Regional Bruto.


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Cimahi pada tahun 2017 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 20,57 trilyun sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp 16,93 trilyun. Bila dibandingkan dengan  tahun sebelumnya, PDRB atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan sebesar Rp 2,18 trilliun atau meningkat sebesar 11,88 persen dari tahun sebelumnya. Begitu pula dengan PDRB atas dasar harga konstan yang mengalami kenaikan sebesar Rp 0,93 trilyun atau meningkat sebesar 5,78 persen dari tahun sebelumnya.
Tabel 2. PDRB Kota Cimahi Tahun 2013-2017
Uraian
2013
2014
2015*
2016**
2017 ***
PDRB Berlaku

13,58

14,93

16,50

18,38

20,57
PDRB    Konstan

13,57

14,32

15,21

16,07

16,95
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kota Cimahi 2013-2017
Catatan :      *) Angka Perbaikan
                  **) Angka Sementara
                ***) Angka Sangat Sementara      

Tingkat perkembangan perekonomian Kota Cimahi sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 terus mengalami peningkatan. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 13,57 trilyun dan meningkat hingga Rp 20,57 trilyun di tahun 2014. Begitu pula dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan yang mengalami peningkatan hingga sebesar Rp 16,95 trilyun di tahun 2014, pertumbuhan ini meskipun tidak terlalu tinggi namun relatif cukup baik.

3.3 Struktur Ekonomi
                
Struktur perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari distribusi persentase PDRB kelompok kategori yang terdiri dari kelompok kategori primer, kelompok kategori sekunder dan kelompok kategori tersier. Kelompok kategori primer terdiri dari kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian.
Kelompok kategori sekunder terdiri dari kategori Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik, Gas; Pengadaan Air; Konstruksi. Kemudian kelompok kategori tersier terdiri dari kategori Perdagangan Besar dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan; Real Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan Jasa Lainnya.
Selama periode 2013-2017, Walaupun struktur sebagian masyarakat Kota Cimahi masih pada kelompok kategori sekunder namun secara perlahan telah bergeser dari kelompok kategori sekunder ke kelompok kategori tersier yang terlihat dari besarnya kenaikan/penurunan peranan masing-masing kelompok kategori ini terhadap pembentukan PDRB Kota Cimahi. Pada tahun 2017, kelompok kategori sekunder memberikan sumbangan sebesar 60,44 persen yang mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 62,96 persen. Kelompok kategori primer dan tersier memberikan sumbangan masing-masing sebesar 0,26 persen dan 39,30 persen. Kedua kelompok kategori ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013 yang menyumbang masing-masing sebesar 0,24 persen dan 36,80 persen.
1.    Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.
                                      
Kategori ini mencakup kategori Pertanian, Peternakan, Perburuan, dan Jasa Pertanian yang terdiri atas sub kategori tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, dan jasa pertanian dan perburuan, Kategori ini sulit diharapkan dalam penyerapan tenaga kerja karena menyempitnya lahan pertanian di Kota Cimahi.
Pada tahun 2017 Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memberi kontribusi terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 0,26 persen. Sub kategori tanaman pangan merupakan penyumbang paling kecil terhadap kategori dari seluruh nilai tambah, dimana sumbangan kategori pertanian mengalami penurunan tiap tahunnya, pada tahun 2016 sebesar 2,94 persen sedangkan pada tahun 2017 sebesar 1,97 persen.
2.    Pertambangan dan Penggalian.
 
Pada Kategori Pertambangan dan Penggalian, kategori ini tidak di miliki oleh Kota cimahi sejak tahun 2004 tidak memiliki sumbangan  terhadap perekonomian Kota Cimahi.
3.    Industri Pengolahan.
 
Pada Kategori Industri Pengolahan, kategori yang menyumbang peranan terbesar adalah Industri Tekstil dan Pakaian Jadi sebesar 43,11 persen pada tahun 2017, kemudian diikuti oleh Industri logam dasar, danindustry alat angkutan sebesar 0,93 persen dan 0,75 persen, selanjutnya Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik sebesar 0,64 persen. Industri Makanan dan Minuman sebesar 0,55 persen, Selanjutnya Barang Galian Bukan Logam 0,34 persen, Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0.28 persen, Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 0,26 persen, Industri Mesin dan Perlengkapan 0,18 persen. Industri Furnitur 0.13 persen Industri Pengolahan Lainnya jasa reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan sebesar 0,12 persen, Sedangkan peranan kategori kategori industri yang memberikan kontribusi terkecil adalah Industri. Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman sebesar 0,06 persen Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional yaitu sebesar 0,03 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,02 persen.
Secara keseluruhan, laju pertumbuhan kategori Industri Pengolahan pada tahun 2017 adalah sebesar 4,28 persen. Kategori yang mencatatkan laju pertumbuhan terbesar adalah Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik sebesar 6,66 persen pada tahun  2017, kemudian diikuti oleh Industri Makanan dan Minuman sebesar 6,22 persen.
4.    Pengadaan Listrik dan Gas
 
Kategori Pengadaan Listrik dan Gas berkontribusi sebesar 0,24 persen terhadap perekonomian Kota Cimahi pada tahun 2017. Dari kontribusi tersebut, sebanyak 0,24persennya disumbangkan oleh kategori Ketenagalistrikan, sedangkan untuk subkategori Pengadaan Gas dan Produksi Es tidak ada.
Laju pertumbuhan ekonomi kategori Pengadaan Listrik dan Gas pada tahun 2017 adalah sebesar 5,54 persen. kategori ini di sumbangkan oleh kategori Ketenagalistrikan tumbuh sebesar 5,54 persen tanpa Pengadaan Gas dan Produksi Es.
5.    Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang.
 
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan, pengolahan dan penditribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Termasuk juga kegiatan pengumpulan, penjernihan dan pengolahan air dan sungai, danau, mata air, hujan dll. Tidak termasuk pengoperasian peralatan irigasi untuk keperluan pertanian. Peranan kategori ini terhadap perekonomian di Kota Cimahi selama tahun 2013-2017 sebesar 0,05 persen. Sedangkan laju pertumbuhannya sangat berfluktuatif, yaitu sebesar 9,51 persen, 3,99 persen, 3,97 persen, 5,41 persen, dan 5,83 persen berturut-turut untuk tahun 2013-2017.
6.    Konstruksi.
 
Pada tahun 2017 kategori konstruksi menyumbang sebesar 12,74 persen terhadap total perekonomian Kota Cimahi, menurun dibandingkan pada tahun 2016 sebesar 12,85 persen. Tren peningkatan kontribusi kategori ini juga terlihat pada tahun-tahun di antaranya (2010-2012) yaitu sebesar berturut-turut 13,02 persen, 12,76 persen, dan 13,01 persen. Dengan penghitungan atas dasar harga konstan 2013, laju pertumbuhan konstruksi Kota Cimahi mengalami peningkatan dari 3,92 persen pada tahun 2016 menjadi 5,19 persen pada tahun 2017.
7.    Perdagangan Besar dan Eceran.

Selama 5 tahun terakhir, Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menyumbang di atas 17,50 persen. Pada tahun 2017, kontribusi kategori ini sebesar 2,53 persen, disumbangkan oleh Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor. Sedangkan sebesar 14,97 persen disumbangkan oleh kategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya.
8.    Transportasi dan Pergudangan.
 
Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri dari 6 kategori, yaitu Angkutan Rel, Angkutan Darat, Angkutan Laut, Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Angkutan Udara, serta Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan. Kategori Angkutan Udara memberikan kontribusi kecil selama 5 tahun terakhir, dengan nilai kontribusi terhadap kategori ini sebesar 3,67 persen pada tahun 2017. Sedangkan penyumbang terbesar didalam kategori adalah Angkutan Darat sebesar 3,30 persen (98,00 persen terhadap transportasi dan Pergudangan) dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir sebesar 0,06 persen serta Angkutan Rel 0,01 persen pada tahun 2017.
9.    Informasi dan Komunikasi.
 
Kategori informasi dan komunikasi memiliki peranan sebagai penunjang aktivitas di setiap bidang ekonomi. Dalam era globalisasi, peranan kategori ini sangat vital dan menjadi indikator kemajuan suatu bangsa, terutama jasa telekomunikasi. Peranan kategori ini terhadap perekonomian di Kota Cimahi selama tahun 2013-2017 sebesar 2,35 persen, 2,48 persen, 2,64 persen, 2,94 persen, dan 2,87 persen. Sedangkan laju pertumbuhannya menunjukkan pertumbuhan yang fluktuatif, yaitu sebesar  22,80  persen, 20,82 persen, 16,57 persen, 13,19 persen, dan 18,49 persen berturut-turut untuk tahun 2013-2017.
10.    Jasa Keuangan dan Asuransi.
 
Kegiatan ekonomi pada kategori jasa perantara keuangan menjadi penyumbang mayoritas kontribusi perekonomian pada kategori  jasa keuangan dan asuransi ini. Selama tahun 2013-2017, kontribusinya mendominasi dengan lebih dari 95,69 persen terhadap PDRB kategori jasa keuangan dan asuransi. Penyumbang berikutnya adalah sekitar 1 persen dari kategori Jasa Keuangan Lainnya dengan sumbangan 1,71 persen, kategori Jasa Penunjang Keuangan dengan nilai kontribusi terhadap kategori ini sebesar 1,47 persen dan terakhir Asuransi dan Dana Pensiun pada kisaran dengan nilai kontribusi terhadap kategori ini sebesar 1,13 persen.
Sedangkan laju pertumbuhannya menunjukkan pertumbuhan yang fluktuatif, yaitu sebesar 2,51 persen pada Kategori Jasa keuangan dan Asuransi Pada Tahun 2017. Laju tertinggi ada pada sub kategori kategori Jasa Keuangan Lainnya dengan sebesar 13,18 persen, asuransi dan dana pension denganlaju 9,20 persen, jasa perantara keuangan dengan laju sebesar 8,35 persen. Sedangkan subkategori jasa perantara keuangan lainnya 2,18 persen.
11.    Real Estate.
 
Kategori real estate memberikan kontribusi yang relatif kecil bagi PDRB Kota Cimahi dengan peranan sebesar hampir 1 persen. Selama tahun 2013-2017, secara berturut-turut sumbangan kategori real estat sebesar 0,88 persen, 0,88 persen, 0,89 persen, 0,90 persen, dan 0,91 persen. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi kategori ini dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi, pada tahun 2017 yaitu sebesar 4,70 persen dibandingkan  pada tahun 2013 sebesar 3,25 persen, dan senantiasa menunjukkan pertumbuhan yang relatif stabil dengan kisaran pertumbuhan antara 3-6 persen atas dasar harga konstan 2013.
12.    Jasa Perusahaan.
 
Selama 5 tahun terakhir, kontribusi kegiatan ekonomi pada kategori jasa perusahaan relatif tidak banyak berubah, yaitu dari 0,15 persen pada tahun 2013, menjadi 0,16 persen, 0,17 persen, 0,17 persen, dan 0,17 persen untuk tahun 2014-2017. Hal ini menunjukkan pula peranan kategori ini relatif kecil dibandingkan peranan kategori-kategori lainnya pada perekonomian Kota Cimahi. Sedangkan laju pertumbuhannya mengalami perlambatan dari11,96 persen pada tahun 2013 menjadi 6,51 persen pada tahun 2017. Pada tahun 2014-2016 pertumbuhan kategori jasa perusahaan adalah sebesar 13,98 persen, 11,44 persen, dan 3,41 persen.
13.     Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
 
Kategori ini meliputi kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh administrasi pemerintahan termasuk juga perundang-undangan dan penterjemahan hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya. Selama tahun 2013-2017 peranannya relatif stabil dengan menunjukkan sedikit penurunan, yaitu dengan nilai kontribusi sebesar 2,67 persen, 2,58 persen, 2,94 persen, 2,85 persen dan 2672 persen. Sedangkan laju pertumbuhannya negatif dengan tren yang meningkat tajam, yaitu dari sebesar 10,18 persen di tahun 2013 menjadi (0,44) persen di tahun 2017.
14.    Jasa Pendidikan.
 
Pada tahun 2017 jasa pendidikan menyumbang sebesar 3,52 persen terhadap total perekonomian Kota Cimahi, meningkat dibandingkan pada tahun 2013 sebesar 2,65 persen. Tren peningkatan kontribusi kategori ini juga terlihat pada tahun 2014-2016 yaitu berturut-turut sebesar 2,88 persen, 3,07 persen, dan 3,25 persen. Dengan penghitungan atas dasar harga konstan2010, laju pertumbuhan jasa pendidikan Kota Cimahi mengalami percepatan dari 4,32 persen pada tahun 2013 menjadi 20,53 persen pada tahun 2017.
15.    Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.
 Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya. Pada tahun 2017, kontribusinya terhadap perekonomian Kota Cimahi sebesar 0,85 persen dengan laju pertumbuhan sebesar 12,60 persen. Selama tahun 2013-2017 peranannya relatif stabil, yaitu dengan nilai kontribusi sebesar 0,68 persen, 0,71 persen, 0,75 persen, 0,80 persen 0,85 persen. Sedangkan laju pertumbuhannya meningkat terus menerus setiap tahunnya selama periode 2013-2017 dengan laju pertumbuhan 5,62 persen, 5,33 persen, 6,24 persen, 8,11 persen dan 12,60 persen.
16.    Jasa Lainnya.

Kontribusi Jasa Lainnya terhadap perekonomian Kota Cimahi relatif kecil yaitu berturut-turut selama periode 2013-2017 sebesar 1,47 persen, 1,52 persen, 1,52 persen, 1,52 persen, dan 1,56 persen. Sedangkan laju pertumbuhannya selalu positif dan berfluktuatif, masing-masing yaitu 5,11 persen, 7,67 persen, 4,015 persen, 4,02 persen, dan 5,85 persen pada periode yang sama.